Lima belas tahun berlalu. Lima belas tahun ia hidup dalam bayangan, merawat luka yang tak kunjung sembuh. Kini, Yu Chen, Kaisar yang Berjaya, berdiri di hadapannya, tatapannya dingin, tak bergeming.
"Lin Wei," gumam Yu Chen, suaranya serak diterpa angin malam. "Apa yang membawamu kembali?"
Lin Wei menatapnya. Cahaya lentera di istana memantul di matanya, menciptakan bayangan yang patah, mirip dengan hatinya. "Keadilan," bisiknya, suaranya nyaris tenggelam dalam deru hujan. "Aku kembali untuk keadilan."
Yu Chen tertawa sinis. "Keadilan? Setelah lima belas tahun? Kau pikir aku akan percaya?"
Lin Wei mendekat, setiap langkahnya berat, menanggung beban masa lalu. Ia berhenti tepat di depan Yu Chen. "Kau tahu apa yang kau lakukan, Yu Chen. Kau tahu apa yang kau ambil dariku."
Keheningan menyelimuti mereka. Hanya suara hujan yang menggila di luar sana, seolah alam pun menangisi nasib mereka.
Ingatan melintas di benak Lin Wei: Senyum Yu Chen saat mereka pertama bertemu di bawah pohon mei, janji setia yang diucapkan di bawah langit penuh bintang, ciuman pertama yang terasa seperti madu. Semua hancur berkeping-keping pada malam itu.
"Aku mencintaimu, Yu Chen," bisik Lin Wei, air mata bercampur dengan air hujan yang membasahi wajahnya. "Dulu. Sangat mencintaimu hingga pengkhianatanmu nyaris membunuhku."
Yu Chen terdiam. Ia memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Lin Wei. "Aku... aku melakukan apa yang harus kulakukan."
"Benarkah?" Lin Wei tersenyum pahit. "Apakah KAU yang harus duduk di tahta itu? Apakah kekuasaan SEPADAN dengan kehancuran hati kita?"
Lentera di dekat mereka berkedip-kedip, cahayanya nyaris padam. Simbol harapan yang redup, sama seperti sisa-sisa cinta yang masih membara di hati Lin Wei.
Selama bertahun-tahun, Yu Chen hidup dalam kemewahan dan kekuasaan, namun bayangan Lin Wei selalu menghantuinya. Setiap malam, ia melihat wajah Lin Wei di setiap mimpi buruknya. Ia tahu ia bersalah. Ia tahu ia telah menghancurkan hidup Lin Wei.
Namun, ia tidak tahu yang sebenarnya. Ia tidak tahu bahwa selama ini, Lin Wei diam-diam merencanakan balas dendam. Balas dendam yang sempurna. Balas dendam yang akan menghancurkannya, bukan secara fisik, namun secara MORAL.
Lin Wei mendekatkan wajahnya ke telinga Yu Chen dan berbisik, "Tahukah kau, Yu Chen, bahwa selama ini... AKU ADALAH DALANG DI BALIK KUDETA YANG MENGANCAM KEKUASAANMU?"
You Might Also Like: Skincare Halal Dan Aman Beli Di Sini Di